SEMBURAT MERAH JINGGA (75)
*Penasaran
Oleh Merry Srifatmadewi
Penasaran hati ibu merasa ada sesuatu yang disembunyikan. Ibu tahu benar bagaimana cara mengorek informasi. Ibu menemani bapak sambil nonton acara kesayangan, tidak lupa menyuapi suaminya dengan cemilan. Hati siapa yang tidak akan senang, bukan? Hingga ibu merasa saatnya tepat. "Pak, tadi Donny ada cerita apa?" Tanpa prasangka berlebihan, bapak mengalir cerita tentang pertanyaan Donny. Sengaja ibu tidak bertanya lebih lanjut supaya bapak tidak merasa sedang dinvestigasi. Dan ibu mengalihkan cerita lain sambil menemani bapak nonton seakan tidak ada apa-apa. Bagi perempuan yang sudah pernah diperkosa bisa meninggalkan traumatis. Ibu tidak ingin Don jadi bayangan Jo yang membuat Kanya ketakutan setelah nanti menikah.
Keesokan harinya aku sudah memikirkan masak-masak untuk menanyai Kanya. Nanti sepulang kantor, aku ingin mengajaknya berjalan-jalan. Kususun rencana baik-baik. Sebelum makan, aku mengajaknya berkeliling melihat kolam ikan koi dan taman yang ada di mall ini. Kugenggam tangannya mesra. Dan kami duduk menghirup wangi rerumputan hijau. Sudah lama tidak merasakan anugerah tersebut. Setiap hari hanya berpacu dengan kebisingan dan tumpukan pekerjaan. Sesekali kepala Kanya menyandar ke bahuku. Kubelai anak rambutnya. Hingga tiba waktunya aku bertanya hal yang krusial.
"Kanya...," Lidahku tercekat untuk mengucapkan pertanyaan itu. "Aku sudah lapar, yuk kita makan." Kuberjalan sambil memeluk pinggang Kanya. Susah hatiku untuk menanyainya walau kata sudah siap di ujung lidah. Kupilih makan barbeque yang terkenal dan bersyukur hari ini tidak terlalu ramai tempat makannya. Aku tidak mau tegang atau stress untuk menanyainya. Suasana hati sedang baik, untuk apa aku mengacaukannya. Kami tertawa, kami bercanda, kami mengobrol dan tanpa sadar akhirnya aku kelepasan bicara, "Apa tak sebaiknya kita ke psikolog dulu?". Kanya terkejut tidak pernah menyangka pertanyaanku dan tidak menyangka pertanyaannya sungguh tendensius. Akupun kaget bisa-bisanya aku berani mengeluarkan pertanyaan itu.
Jakarta, 21 Mei 2018.
#pentigrafSF
Tidak ada komentar:
Posting Komentar