Suatu hari Raja Daud
mengajak Salomo anaknya utk menemaninya berjalan-jalan di taman istana. Setelah
letih berkeliling duduklah ia di bawah sebuah pohon yang rindang. Dilihatnya
Salomo sedang asyik memandangi sesuatu. Rasa penasaran Daud mendorongnya untuk
menghampiri Salomo.
"Anakku apa yang
sedang engkau lihat?" tanya sang ayah.
"Oh lihatlah ayah
sekawanan semut itu, mereka begitu sibuk mengangkat daun menuju sarang. Untuk
apa sebenarnya daun-daun itu?" tanya Salomo kepada ayahnya.
"Daun itu adalah
makanannya, anakku. Ini adalah musim dimana mereka biasa mengumpulkan makanan,
untuk bekal ketika salju mulai turun menutupi bumi," jawab Daud.
"Lihatlah mereka
begitu kecil tapi sanggup mengangkat daun yang begitu besar, bahkan jauh lebih
besar dari tubuh mereka sendiri. Ternyata semut tidak selemah yang aku kira
selama ini," sambung Salomo. Dia tampak begitu heran dan kagum dengan
pemandangan yang sedang dilihatnya.
"Yah, itulah kuasa
Tuhan, bahkan binatang yang paling lemah diberikan Tuhan kekuatan melebihi yang
lain. Tuhan itu adil. Tahukah kamu anakku, semut yang kecil ini sanggup
mengangkat beban yang bahkan 10 kali lebih berat dari tubuhnya. Seekor gajah
yang paling besarpun tidak akan sanggup menandingi kekuatan seekor semut. Anakku,
jangan pernah sekalipun engkau meremehkan mereka yang tampak lemah. Belajarlah
dari semut jika engkau nanti menjadi seorang raja, " jawab Raja Daud.
"Engkau tahu berapa
lama mereka akan mengangkat makanan-makanan itu?" tanya Raja.
"Entah ayah, mungkin
sampai nanti sore," jawab Salomo.
"Tidak nak, tidak seperti itu. Mereka akan terus bekerja mengumpulkan
makanan hingga musim dingin tiba. Lihatlah bagaimana mereka bekerja! Mereka
seakan tidak pernah lelah. Tidak ada yang diam, tidak ada yang tampak sedang
asik bersantai bukan?" sambung Raja Daud.
"Ya, ayah benar.
Mereka semua bekerja! Tapi Ayah, mungkinkah karena mereka takut akan dihukum
jika tidak bekerja? Mungkin ada yang sedang mengawasi mereka bekerja,"
Salomo mencoba mengajukan argumennya.
"Tidak, tidak ada
yang mengawasi, semut bukan budak dari siapapun. Semut hanya memiliki seorang
ratu yang bertugas melahirkan para semut, sedangkan sebagian besar semut adalah
jenis pekerja dan sisanya adalah semut prajurit yang bertugas menjaga koloni
dan ratu mereka. Tapi tidak untuk mengontrol para pekerja," jawab Raja
Daud.
"Anak ku, jika
engkau mau merenungkannya, engkau bisa belajar banyak dari kehidupan para
semut," sambung Raja Daud.
"Apakah itu ayah,
katakanlah supaya aku ini mengerti," pinta Salomo.
"Baiklah, supaya
engkau tahu, semut adalah binatang yang bijaksana, yang menyadari bahwa untuk
segala sesuatu ada masanya. Mereka menyadari ada waktu untuk mengumpulkan dan
bekerja serta ada waktu untuk beristirahat. Ketika masa untuk bekerja datang,
mereka akan menggunakannya untuk mengumpulkan bekal makanan. Tak satupun dari
mereka yang berusaha mencuri waktu untuk bersantai dan bersenang-senang. Karena
mereka sadar ketika musim dingin tiba, mereka akan dapat beristirahat di dalam
sarangnya yang hangat, semua beristirahat, tidak ada yang bekerja. Mereka makan
dan minum, berpesta sambil menanti datangnya musim semi."
"Yang kedua,
sebagai semut, mereka tahu bagaimana hidup dalam bersama dalam komunitasnya.
Setiap semut paham akan tugas dan perannya masing masing. Mereka menjalankan
tugasnya dengan setia. Mereka tidak perlu dipaksa dan tidak perlu didikte.
Mereka tetap bekerja tanpa perlu diawasi. Tiap-tiap semut akan melakukan
tugasnya dengan sukarela dan sungguh-sungguh. Yang satu tidak iri dengan yang lain.
Selain rajin, semut adalah binatang yang memiliki integritas tinggi."
"Anakku jika engkau
nanti menjadi seorang raja yang akan memimpin bangsamu, ajaklah rakyatmu
belajar dari para semut," sambung Sang Daud.
Tak terasa hari semakin
siang. Matahari sudah berada tepat di atas kepala. Digandengnya tangan Salomo,
"Anakku sudah saatnya untuk pulang. Masih cukup waktu untuk kamu bisa
merenungkannya nanti."
Ya
masih banyak waktu bagi kita untuk merenungkan, betapa tidak sempurnanya kita
sebagai manusia, hingga masih harus belajar dari para semut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar