Pada jaman dahulu hiduplah seorang
pemuda di sebuah tempat yang jauh yang bernama Tandow. Pemuda tersebut adalah
seorang anak periang dan tidak peduli terhadap sekelilingnya. Ia mempunyai
sahabat kecil yang istimewa, yaitu seekor burung kolibri biru. Ia tidak
mempunyai banyak sahabat karib, namun keduanya merupakan sahabat karib yang tak
terpisahkan. Pemuda itu demikian sayangnya terhadap si kolibri biru sehingga ia
membuat rumah-rumahan untuk burung tersebut. Si kolibri biru pun menyayangi
pemuda sahabatnya tersebut dan selalu terbang mengikuti ke mana saja si pemuda
pergi.
Sejalan dengan berlalunya waktu, kasih
sayang di antara mereka berdua juga semakin bertambah-tambah. Sampai suatu hari
pemuda tersebut bertemu dengan seorang gadis yang cantik di sekolah. Gadis
tersebut berambut pirang, bermata biru, dengan senyumnya yang mungil menawan.
Saat itu acara pesta dansa terbesar
sepanjang tahun di Tandow sedang akan berlangsung. Si pemuda berpikir keras
bagaimana caranya mengajak si gadis untuk menjadi pasangannya di pesta dansa
nanti. Sepanjang hari ia mengumpulkan segenap keberaniannya. Akhirnya, saat
sekolah usai, ia menghampiri gadis itu dan mengajaknya ke pesta dansa.
Gadis ini adalah seorang gadis yang
sangat populer di sekolahnya. Ia merasa tidak enak bila harus terlihat bersama
dengan seseorang yang sangat memperhatikannya. Namun, ia tidak mau menyakiti
hati pemuda tersebut.
Akhirnya si gadis menemukan cara agar ia
tidak perlu menjawab dengan kata-kata 'ya' atau 'tidak' terhadap ajakan si
pemuda. Ia berkata kepada si pemuda bahwa ia bersedia diajak ke pesta dansa
olehnya jika si pemuda membawakannya setangkai mawar merah. Hal ini menyakitkan
hati si pemuda sebab ia tahu bahwa di Tandow tidak pernah ada mawar berwarna
merah. Yang ada hanya mawar putih saja. Si pemuda menggerutu sepanjang jalan
menuju rumahnya. Dia tak habis berpikir mengapa si gadis tidak meminta mawar
putih saja. Ada ratusan bunga mawar putih yang terhampar di halaman depan
rumahnya.
Ia tidak menyadari sahabatnya si burung
kolibri terbang mengikutinya sebab ia sedang menyesali nasibnya. Si kolibri
demikian menyayanginya sehingga ia tahu bahwa sahabatnya itu sedang dirundung
masalah. Burung tersebut terbang mendekat sementara si pemuda meneruskan
gerutunya sepanjang jalan. Jelaslah sudah bagi si kolibri bahwa sahabatnya itu
sedang mengalami masalah yang amat serius. Burung itu tidak dapat beristirahat
sepanjang malam. Ia memikirkan bagaimana cara menolong sahabatnya tersebut.
Akhirnya, saat fajar menyingsing, si
burung mendapatkan cara bagaimana ia dapat menolong si pemuda. Burung kolibri
kecil itu terbang ke arah semak-semak mawar seraya mencari mawar putih paling
besar yang batang berdurinya terletak tepat di atas bunganya. Setelah
menemukannya, ia terbang menabrakkan dirinya yang kecil itu ke arah duri
tersebut dengan segenap kekuatan sayapnya. Duri tersebut menusuk tubuhnya
sedemikian rupa sehingga kesakitanlah ia. Tetesan darahnya yang bagaikan air
mata berwarna merah itu mulai mengucur membasahi kelopak bunga mawar berwarna
putih tersebut.
Ketika si pemuda bersiap-siap pergi ke
sekolah dilihatnya setangkai mawar berwarna merah ada di tengah-tengah semak
bunga mawar putih. Ia tidak dapat mempercayai matanya. Ia berlari ke arah mawar
merah tersebut serta mencabut tangkainya. Dalam suka citanya ia tidak melihat
seonggok tubuh kecil tak bernyawa yang tergeletak di tengah genangan darah di
bawah semak-semak.
Dengan gembiranya ia membawa mawar merah
itu ke sekolah. Sebelum ia sampai di sekolah, sekumpulan anak-anak muda yang
sedang bermain sepak bola di lapangan memanggilnya untuk turut bermain bola
dengan mereka. Jawaban pertama yang terlintas di benaknya adalah menolak ajakan
tersebut karena ia memiliki pekerjaan yang lebih penting dari hanya sekedar
bermain bola. Namun, anak-anak tersebut terus mendesaknya bermain sebab mereka
sangat membutuhkan dirinya agar kedua kesebelasan menjadi genap jumlah
pemainnya.
Ia melihat ke arah mawar merah, kemudian
berpaling ke arah anak-anak itu, lalu kembali menoleh ke arah mawar merah.
Akhirnya ia berkata kepada dirinya sendiri, "Ah!!! Bukankah si gadis toh
tidak terlalu suka pergi dengan aku?"
Ia lalu membuang mawar merah tersebut
dan berlari ke arah kerumunan anak-anak untuk turut bermain sepak bola.
Anda
mungkin sudah menemukan perumpamaan tersebut sebagai berikut:
- 1. Pemuda tersebut ialah gambaran diri kita
- 2. Burung kolibri menggambarkan Yesus Kristus
- 3. Gadis menggambarkan kehidupan kekal
- 4. Mawar merah melambangkan pertobatan
- 5. Sepakbola melambangkan hal-hal duniawi yang seringkali kita anggap sangat penting dalam kehidupan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar