Kamis, 30 Agustus 2018

KELUARGA SHANIA (37)

#pentigraf_anak_lepas
KELUARGA SHANIA (37)
*Bangga kepada Kak Rangga
Oleh Yosep Yuniarto

Seperti biasa peringatan HUT kemerdekaan RI dimeriahkan dengan berbagai lomba. Sekolah Shania berhasil meraih juara pertama di beberapa lomba. Seperti di parade karnaval kemerdekaan, salah satunya berkat aksi Shania sebagai badut yang amat atraktif dan interaktif. Tim sepakbola sekolah Shania juga dengan gagah perkasa berhasil mengalahkan lawan-lawannya hingga babak final. Namun kegembiraan Shania seolah lenyap saat siswi kelas 5 SD itu berkumpul dengan teman-temannya. Beberapa temannya membanggakan kakak lelakinya di kelas 6 SD yang tergabung menjadi anggota tim sepakbola sekolah mereka. Ada juga yang mewakili sekolah di lomba cabang bulutangkis meski hanya menjadi juara 2. Shania menjadi malu saat membandingkannya dengan Mas Rangga yang juga kelas 6.

Kakak Shania itu sama sekali tidak mahir bermain sepakbola, bulutangkis maupun cabang olahraga lainnya. Maklum tubuh Mas Rangga termasuk gemuk jadi kurang ideal sebagai atlet olahraga. Saat berlari mengelilingi lapangan pun Mas Rangga pasti tertinggal sendirian di belakang teman-temannya. Mungkin itu turunan dari ayah Shania yang memang juga bertubuh gemuk. Karena sepengetahuan Shania, porsi makan Mas Rangga biasa-biasa saja. Tidak terlalu banyak seperti anggapan terhadap orang-orang yang bertubuh gemuk. Shania akhir-akhir ini menjadi iri dengan teman-temannya yang punya kakak lelaki yang mahir bermain sepakbola maupun bulutangkis.

Tahun ini yang menjadi pembina upacara hari kemerdekaan RI di sekolah Shania adalah Pak Budi. Beliau seorang pengawas SD tingkat kecamatan. Seusai upacara Pak Budi melontarkan tantangan: Barangsiapa yang berani membaca puisi bertema perjuangan akan mendapatkan hadiah. Sesaat semua terdiam, tiba-tiba Mas Rangga maju menghampiri mimbar. Semua terkesima saat kakak Shania itu membacakan puisi karya Chairil Anwar yang berjudul 'Krawang Bekasi' dengan penuh penghayatan. Mulanya lembut, berubah lantang dan keras, penuh semangat dan berapi-api dan diakhiri dengan suara pelan namun mantap. Tepuk tangan membahana mengiringi Mas Rangga yang diberi sebuah bingkisan oleh Pak Budi. Shania tentunya juga tak ketinggalan ikut bertepuk tangan. Kini dia tak malu lagi bahkan bangga punya kakak seperti Mas Rangga.

Tegal, 30 Agustus 2018
#keluargashania
#pentigrafanak

Penulis yang sudah berpartisipasi:
Agust Wahyu, Arie Yani, Ypb Wiratmoko, Albertha Tirta, Merry Srifatmadewi. Siu Hong-Irene Tan, Dewi Mudatama, Yosep Yuniarto, Stella Christiani Ekaputri Widjaja, Jenny Seputro, Waty Sumiati Halim, Maria Miguel, Agusanna Ernest, Kriswo Rini, Camelia Septiyati Koto

Catatan:
- Pentigraf Anak Lepas yang bercerita tentang kehidupan Shania, siswa kelas V SD, di rumahnya, sekolah, atau lingkungannya.
- Shania memiliki satu kakak laki-laki dan satu adik perempuan.
- Anda yang berminat dapat bergabung dengan menuliskan pentigrafnyanya lalu mengirimkannya lewat inboks ke Agust Wahyu.
- Pentigraf diperuntukkan untuk anak usia sekolah dasar tentunya dengan pesan-pesan positif yang mudah dicerna oleh anak-anak.
- Pentigraf Anak Keluarga Shania selengkapnya dapat dilihat di https://anggrek-kuning.blogspot.com/
Mari kita menambah dan memperkaya bacaan buat anak-anak Indonesia

Salam Literasi

Senin, 27 Agustus 2018

KELUARGA SHANIA (36)

#pentigraf_anak_lepas
KELUARGA SHANIA (36)
*Kue Ulang Tahun Papa
Oleh: Jenny Seputro

Kali ini untuk ulang tahun Papa, Shania ingin sekali memberi kejutan dengan membuat sendiri kue ulang tahun untuknya. Sendiri berarti tanpa bantuan Mama. Alangkah bangga dirinya saat Papa menerima kue buatannya nanti. Kebetulan hari Sabtu ini Mama, Papa dan kakak Shania pergi sampai malam. Tinggal Shania dan adiknya yang di rumah. Kesempatan itu dipakai Shania untuk menjalankan proyek rahasianya. Semua bahan-bahan kue sudah disiapkan, persis seperti yang dipakai Mama dua minggu yang lalu. Untuk membuat sedikit berbeda, Shania akan menambahkan perasa pandan, agar lebih wangi dan warnanya cantik kehijauan. Dengan penuh percaya diri Shania mencampur semua bahan dan mengaduknya dengan mixer.

Saat adonan sudah siap, Shania baru sadar, dia tidak tahu cara menyalakan oven. Oven zaman bahula itu tidak bisa dinyalakan hanya dengan tombol seperti kompor. Harus pakai pemantik yang Shania tidak tahu caranya. Akhirnya Shania ingat kalau Mama juga pernah membuat brownies kukus yang rasanya enak sekali. Tidak bisa pakai oven, masih bisa pakai kukusan. Shania mengukus adonan kuenya sambil bolak-balik ditengok apakah sudah mengembang. Sampai lebih dari empat puluh menit, ternyata tidak mengembang sama sekali. Dengan sedih Shania menatap kuenya yang bantat. Dia tidak tahu salahnya di mana. Saat Papa dan Mama pulang, Shania memberikan kuenya pada Papa dengan lesu. Papa justru semangat dan memuji kue yang cantik itu walaupun tidak mengembang.

Papa memotong kue itu, mengambil seiris dan menggigitnya. Shania menunggu dengan berdebar. Papa sepertinya bingung harus bilang apa. Penasaran, Shania ikut mengambil sepotong dan menggigitnya. Kuenya keras dan kenyal, benar-benar tidak enak. Mereka semua setuju kalau kue itu memang tidak enak. Untung ada Chiko, anjing kesayangan mereka yang pemakan segala. Shania mengambil sepotong kecil kuenya dan disodorkannya ke mulut Chiko. Anjingnya itu mengendusnya sejenak, lalu langsung lari pergi tanpa menyentuhnya. Shania jadi geram, Chiko saja tidak mau makan kuenya, padahal biasanya koran Papa saja dimakan. Papa tertawa sambil menghibur putrinya. Dia bilang besok Shania boleh memilihkan kue ulang tahun untuknya di bakeri langganan mereka. Shania sudah mendapat satu pelajaran berharga. Tidak semua adonan kue bisa dikukus.

Perth, 27 Agustus 2018
#keluargashania
#pentigrafanak

Penulis yang sudah berpartisipasi:
Agust Wahyu, Arie Yani, Ypb Wiratmoko, Albertha Tirta, Merry Srifatmadewi. Siu Hong-Irene Tan, Dewi Mudatama, Yosep Yuniarto, Stella Christiani Ekaputri Widjaja, Jenny Seputro, Waty Sumiati Halim, Maria Miguel, Agusanna Ernest, Kriswo Rini, Camelia Septiyati Koto

Catatan:
- Pentigraf Anak Lepas yang bercerita tentang kehidupan Shania, siswa kelas V SD, di rumahnya, sekolah, atau lingkungannya.
- Shania memiliki satu kakak laki-laki dan satu adik perempuan.
- Anda yang berminat dapat bergabung dengan menuliskan pentigrafnyanya lalu mengirimkannya lewat inboks ke Agust Wahyu.
- Pentigraf diperuntukkan untuk anak usia sekolah dasar tentunya dengan pesan-pesan positif yang mudah dicerna oleh anak-anak.
- Pentigraf Anak Keluarga Shania selengkapnya dapat dilihat di https://anggrek-kuning.blogspot.com/
Mari kita menambah dan memperkaya bacaan buat anak-anak Indonesia

Salam Literasi