#pentigraf_anak_lepas
KELUARGA SHANIA (34)
*Bukan Plagiat
Oleh Kriswo Rini
Perayaan Tujuh Belasan di kampung Shania selalu meriah. Berbagai macam perlombaan untuk anak-anak kampung tak pernah absen diselenggarakan. Kali ini Shania menjadi salah satu panitianya. Seharian gadis cilik itu sibuk mengurusi daftar peserta lomba dan mencatat para pemenangnya. Disela-sela kesibukan itu ia ikut bersorak, bertepuk tangan dan melompat lompat menyemangati para peserta lomba. Selepas senja, kegiatan kampung itu akhirnya usai.
Hari sudah gelap ketika Shania pulang. Setelah mandi dan makan malam, ia ingat tugas membuat puisi bertema 'Perjuangan Kemerdekaan'. Pr dari Pak Wahyu, guru bahasa Indonesianya segera dikerjakannya. Karena esok harus segara dikumpulkan.Shania berkali-kali menguap ketika ia mengeluarkan buku tulisnya. Kantuk dan rasa lelah membuatnya tidak menemukan satu kata yang bagus untuk memulai menulis puisi. Hari semakin malam, mata Shania pun semakin berat. Tiba-tiba ia melihat buku tulis Mas Yosep kakaknya, ditinggalkan terbuka di atas meja oleh pemiliknya. Shania melihat tulisan itu. Ternyata sebuah puisi berjudul PEKIK MERDEKA. Tanpa pikir panjang Shania segera menyalinnya. "Pak Wahyu tak akan tahu."
Keesokan hari, pelajaran pertama di Sekolah adalah Bahasa Indonesia. murid kelas lima mengumpulkan tugas dari Pak guru. Beliau senang karena semuanya mengerjakan PR yang telah diberikan. Puisi Shania adalah yang terbaik. Puisi itu akan diajukan dalam perlombaan karya tulis puisi antar sekolah tingkat kabupaten. Awalnya Shania gembira, tidak menyangka jika puisi yang ia curi baca dari buku kakaknya itu menjadi yang terbaik. lalu ia gelisah. Ia tidak dapat membohongi dirinya sendiri, tulisan itu bukan karyanya. Akhirnya setelah jam pelajaran usai, Shania menghadap Pak Wahyu, mengakui dengan jujur segala perbuatannya. Guru itu ternyata sudah tahu, beliau pernah membaca puisi tersebut di salah satu koran nasional. Untunglah Pak Wahyu menghargai kejujuran Shania. Shania diberi kesempatan lagi untuk menulis. Kali ini harus karya sendiri. Karena sebenarnya Shania berbakat dan mampu menulis. Ternyata mas Yosep menyalin puisi tersebutd ibacanya dalam perlombaan membaca puisi antar kelas, yang memang tidak mengharuskan puisinya karya sendiri. Nama penulisnyapun nantinya juga akan dibacakan. "Masmu ini bukan plagiator, dik! " kata mas Yosep pada Shania.
Boyolali, 24 Agustus 2018
#pentigrafanak
#keluargaShania
Penulis yang sudah berpartisipasi:
Agust Wahyu, Arie Yani, Ypb Wiratmoko, Albertha Tirta, Merry Srifatmadewi. Siu Hong-Irene Tan, Dewi Mudatama, Yosep Yuniarto, Stella Christiani Ekaputri Widjaja, Jenny Seputro, Waty Sumiati Halim, Maria Miguel, Agusanna Ernest, Kriswo Rini, Camelia Septiyati Koto
Catatan:
- Pentigraf Anak Lepas yang bercerita tentang kehidupan Shania, siswa kelas V SD, di rumahnya, sekolah, atau lingkungannya.
- Shania memiliki satu kakak laki-laki dan satu adik perempuan.
- Anda yang berminat dapat bergabung dengan menuliskan pentigrafnyanya lalu mengirimkannya lewat inboks ke Agust Wahyu.
- Pentigraf diperuntukkan untuk anak usia sekolah dasar tentunya dengan pesan-pesan positif yang mudah dicerna oleh anak-anak.
- Pentigraf Anak Keluarga Shania selengkapnya dapat dilihat di https://anggrek-kuning.blogspot.com/
Mari kita menambah dan memperkaya bacaan buat anak-anak Indonesia
KELUARGA SHANIA (34)
*Bukan Plagiat
Oleh Kriswo Rini
Perayaan Tujuh Belasan di kampung Shania selalu meriah. Berbagai macam perlombaan untuk anak-anak kampung tak pernah absen diselenggarakan. Kali ini Shania menjadi salah satu panitianya. Seharian gadis cilik itu sibuk mengurusi daftar peserta lomba dan mencatat para pemenangnya. Disela-sela kesibukan itu ia ikut bersorak, bertepuk tangan dan melompat lompat menyemangati para peserta lomba. Selepas senja, kegiatan kampung itu akhirnya usai.
Hari sudah gelap ketika Shania pulang. Setelah mandi dan makan malam, ia ingat tugas membuat puisi bertema 'Perjuangan Kemerdekaan'. Pr dari Pak Wahyu, guru bahasa Indonesianya segera dikerjakannya. Karena esok harus segara dikumpulkan.Shania berkali-kali menguap ketika ia mengeluarkan buku tulisnya. Kantuk dan rasa lelah membuatnya tidak menemukan satu kata yang bagus untuk memulai menulis puisi. Hari semakin malam, mata Shania pun semakin berat. Tiba-tiba ia melihat buku tulis Mas Yosep kakaknya, ditinggalkan terbuka di atas meja oleh pemiliknya. Shania melihat tulisan itu. Ternyata sebuah puisi berjudul PEKIK MERDEKA. Tanpa pikir panjang Shania segera menyalinnya. "Pak Wahyu tak akan tahu."
Keesokan hari, pelajaran pertama di Sekolah adalah Bahasa Indonesia. murid kelas lima mengumpulkan tugas dari Pak guru. Beliau senang karena semuanya mengerjakan PR yang telah diberikan. Puisi Shania adalah yang terbaik. Puisi itu akan diajukan dalam perlombaan karya tulis puisi antar sekolah tingkat kabupaten. Awalnya Shania gembira, tidak menyangka jika puisi yang ia curi baca dari buku kakaknya itu menjadi yang terbaik. lalu ia gelisah. Ia tidak dapat membohongi dirinya sendiri, tulisan itu bukan karyanya. Akhirnya setelah jam pelajaran usai, Shania menghadap Pak Wahyu, mengakui dengan jujur segala perbuatannya. Guru itu ternyata sudah tahu, beliau pernah membaca puisi tersebut di salah satu koran nasional. Untunglah Pak Wahyu menghargai kejujuran Shania. Shania diberi kesempatan lagi untuk menulis. Kali ini harus karya sendiri. Karena sebenarnya Shania berbakat dan mampu menulis. Ternyata mas Yosep menyalin puisi tersebutd ibacanya dalam perlombaan membaca puisi antar kelas, yang memang tidak mengharuskan puisinya karya sendiri. Nama penulisnyapun nantinya juga akan dibacakan. "Masmu ini bukan plagiator, dik! " kata mas Yosep pada Shania.
Boyolali, 24 Agustus 2018
#pentigrafanak
#keluargaShania
Penulis yang sudah berpartisipasi:
Agust Wahyu, Arie Yani, Ypb Wiratmoko, Albertha Tirta, Merry Srifatmadewi. Siu Hong-Irene Tan, Dewi Mudatama, Yosep Yuniarto, Stella Christiani Ekaputri Widjaja, Jenny Seputro, Waty Sumiati Halim, Maria Miguel, Agusanna Ernest, Kriswo Rini, Camelia Septiyati Koto
Catatan:
- Pentigraf Anak Lepas yang bercerita tentang kehidupan Shania, siswa kelas V SD, di rumahnya, sekolah, atau lingkungannya.
- Shania memiliki satu kakak laki-laki dan satu adik perempuan.
- Anda yang berminat dapat bergabung dengan menuliskan pentigrafnyanya lalu mengirimkannya lewat inboks ke Agust Wahyu.
- Pentigraf diperuntukkan untuk anak usia sekolah dasar tentunya dengan pesan-pesan positif yang mudah dicerna oleh anak-anak.
- Pentigraf Anak Keluarga Shania selengkapnya dapat dilihat di https://anggrek-kuning.blogspot.com/
Mari kita menambah dan memperkaya bacaan buat anak-anak Indonesia
Salam Literasi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar