#pentigraf_anak_lepas
KELUARGA SHANIA (32)
*Kejarlah Daku Kau Kutendang
Oleh: Jenny Seputro
Akhir pekan ini Shania diajak Keyra dan keluarganya menginap di Puncak. Shania senang bukan main. Kalau perginya dengan keluarga Keyra, sudah pasti mama dan papa mengizinkan. Hanya ada satu hal yang merusak kegembiraan Shania. Doni, sepupu Keyra yang tinggal di Bandung akan ikut juga bersama orang tuanya. Shania, dan juga Keyra, tidak suka pada Doni. Walaupun seumuran dengan Keyra dan Shania, Doni yang terlalu dimanja cenderung bersikap kekanak-kanakan. Bukan itu saja, kadar isengnya juga sering melewati batas. Sepertinya ada kebahagiaan tersendiri kalau bisa melihat Keyra dan Shania menderita. Benar-benar menyebalkan. Sore itu anak-anak memutuskan untuk berenang di kolam yang berair hangat. Tante Wina, mama Keyra dan Tante Lucy, mama Doni memilih mengobrol di tepi kolam sambil menikmati jajanan ringan. Kedua papa memilih bermain tenis meja di gedung sebelah.
Shania yang sudah lumayan mahir berenang memilih kolam yang dalam, sedangkan Keyra yang masih belum begitu percaya diri memilih tinggal di kolam dangkal. Sedang asyik-asyiknya berenang, Shania merasakan kakinya ditarik. Bukan hanya satu, tapi dua-duanya. Shania panik, dia nyaris tenggelam. Untung dia berhasil meronta dan melepaskan kakinya. Shania melihat Doni tertawa kesenangan. Shania marah sekali. Cepat-cepat dia berenang balik ke arah kolam dangkal untuk mencari Keyra. Ternyata Doni mengejarnya. Dengan gaya kodoknya Shania berusaha menendang sekuat tenaga dan meluncur secepat-cepatnya. Tiba-tiba kaki Shania membentur sesuatu yang keras dengan telak. Sakit sekali rasanya. Ia berusaha mencapai ke pinggir kolam, lalu mengusap-usap kakinya. Rasanya seperti terkilir.
Shania naik dan berjalan sedikit pincang ke tempat Tante Wina yang langsung khawatir apa yang terjadi. Shania menjelaskan kakinya terbentur sesuatu. Tante Wina menunjuk ke meja sebelah. Di situ Doni sedang menangis sambil Tante Lucy mengusap-usap kepalanya. Tante Wina bilang tadi kepala Doni juga terbentur sesuatu yang keras. "Makanya harus selalu hati-hati di kolam," kata Tante Wina, "banyak kecelakaan yang bisa terjadi." Shania melihat ke arah Doni. Saat itu Doni juga sedang menatapnya dengan tatapan kesal dan marah, masih sambil berurai air mata. Shania mengulum senyumnya. Rasakan, pikirnya, salah sendiri mau mengerjaiku seperti itu. Kalau kaki Shania saja sakitnya seperti ini, kira-kira kepala Doni sakitnya seperti apa ya?
Perth, 20 Agustus 2018
#keluargashania
Penulis yang sudah berpartisipasi:
Agust Wahyu, Arie Yani, Ypb Wiratmoko, Albertha Tirta, Merry Srifatmadewi. Siu Hong-Irene Tan, Dewi Mudatama, Yosep Yuniarto, Stella Christiani Ekaputri Widjaja, Jenny Seputro, Waty Sumiati Halim, Maria Miguel, Agusanna Ernest, Kriswo Rini, Camelia Septiyati Koto
Catatan:
- Pentigraf Anak Lepas yang bercerita tentang kehidupan Shania, siswa kelas V SD, di rumahnya, sekolah, atau lingkungannya.
- Shania memiliki satu kakak laki-laki dan satu adik perempuan.
- Anda yang berminat dapat bergabung dengan menuliskan pentigrafnyanya lalu mengirimkannya lewat inboks ke Agust Wahyu.
- Pentigraf diperuntukkan untuk anak usia sekolah dasar tentunya dengan pesan-pesan positif yang mudah dicerna oleh anak-anak.
- Pentigraf Anak Keluarga Shania selengkapnya dapat dilihat di https://anggrek-kuning.blogspot.com/
Mari kita menambah dan memperkaya bacaan buat anak-anak Indonesia
Salam Literasi
Senin, 20 Agustus 2018
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar