Kamis, 06 September 2018

KELUARGA SHANIA (38)


#pentigraf_anak_lepas
KELUARGA SHANIA (38)
*Ella Teman Sebangku
Oleh Agust Wahyu

 “Shania, sudah jam 9 malam, saatnya tidur Nak! Besokkan kamu sekolah,” kata mamanya di depan pintu, Shania mengangguk tapi masih minta waktu lima belas menit lagi. Dia masih akan mengulang kembali rumus-rumus matematika tentang luas bangun datar untuk ulangan esok hari. Gadis kecil berumur sebelas tahun itu masih membanding-bandingkan antara bagun segitiga, trapesum, segi empat, dan persegi melalui alat peraga yang dibuatnya sendiri dari karton bekas. Di masing-masing alat peraga itu, dia menuliskan rumus-rumus untuk menghitung keliling dan luas masing-masing bangun. Dia juga sudah mengerjakan beberapa soal latihan yang ada di buku pegangannya. Selain itu, dia juga telah menemukan contoh-contoh benda dalam kehidupan yang sesuai dengan bangun-bangun itu.

Walau agak ngantuk, Shania tetap bangun dengan penuh semangat. Dia merasa optimis dengan ulangan matematika hari ini. Dia berjanji pada dirinya sendiri untuk mengerjakan ulangan dengan lebih teliti. Pada ulangan matematika terakhir dia nyaris dapat nilai seratus. Sayangnya di perhitungan terakhir dia salah, 2+3 yang seharusnya 5 tetapi dia menuliskannya 6. “Sukses ya Shania,” kata mamanya saat mengantarnya hingga pintu rumah. Setelah mengucapkan salam, Shania langsung menghambur masuk ke mobil jemputannya dengan wajah ceria. Tapi sangat berbeda keadaannya saat pulang sekolah. Shania tak banyak bicara seperti biasanya. Tak ada cerita kecil ceria yang mengiringinya di meja makan. Mamanya hanya memperhatikannya dengan penuh tanda tanya. Tapi dia mengerti dengan sifat putrinya. Dia akan menunggu sampai Shania cerita sendiri.

Sehabis mandi sore, Shania merasa lengan kirinya nyeri. Saat dilihatya tampak jelas beberapa bulatan warna merah sebesar bulatan bakso menghiasi kulit puthnya. Dia mencoba mengolesinya dengan minyak tawon. Mungkin karena aroma minyak yang tajam, mamanya mendekatinya dan bertanya. Tadinya dia ingin berdusta, tapi takut dengan dosa yan akan dialaminya. Akhirnya Shani mengaku, “Tadi Ella cubitin Shania!” Belum sempat bertanya lagi Shania cerita kalo Ella teman sebangkunya minta contekan padanya pada saat ulangan umum. Akhirnya Shania memberi karena sudah tak tahan dengan rasa sakit di lengannya. “Tapi mama tenang aja, Keyra sudah bilangin dia,” Shania berusaha menenangkan mamanya. Keyra dan Shania sudah menemui Ella dan mengingatkan Ella kalau diulangi lagi akan dilaporkan pada ibu guru. Akibatnya Ella dapat dkeluarkan dari sekolah sesuai peraturan yang ada. Mamanya bernapas lega dan memandang iba serta penuh syukur pada anaknya.

Santa Ursula, 6 September 2018
#keluargashania
#pentigrafanak
#pentigraf_aw

Penulis yang sudah berpartisipasi:
Agust Wahyu, Arie Yani, Ypb Wiratmoko, Albertha Tirta, Merry Srifatmadewi. Siu Hong-Irene Tan, Dewi Mudatama, Yosep Yuniarto, Stella Christiani Ekaputri Widjaja, Jenny Seputro, Waty Sumiati Halim, Maria Miguel, Agusanna Ernest, Kriswo Rini, Camelia Septiyati Koto

Catatan:
- Pentigraf Anak Lepas yang bercerita tentang kehidupan Shania, siswa kelas V SD, di rumahnya, sekolah, atau lingkungannya.
- Shania memiliki satu kakak laki-laki dan satu adik perempuan.
- Anda yang berminat dapat bergabung dengan menuliskan pentigrafnyanya lalu mengirimkannya lewat inboks ke Agust Wahyu.
- Pentigraf diperuntukkan untuk anak usia sekolah dasar tentunya dengan pesan-pesan positif yang mudah dicerna oleh anak-anak.
- Pentigraf Anak Keluarga Shania selengkapnya dapat dilihat di https://anggrek-kuning.blogspot.com/
Mari kita menambah dan memperkaya bacaan buat anak-anak Indonesia


Salam Literasi

Tidak ada komentar: