Minggu, 29 Juli 2018

KELUARGA SHANIA (17)

#pentigraf_anak_lepas
KELUARGA SHANIA (17)
*Terima Kasih Keyra
Oleh Agust Wahyu

Bersepeda memang seperti telah menjadi bagian dalam hidup Keyra. Pergi ke tempat temannya yang berada satu kompleks dengan rumahnya menggunakan sepeda, pergi ke supermarket naik sepeda, dan bermain dengan teman-temannya juga tak lepas dari sepedanya. Sepertinya dia tidak bisa sama sekali terpisah dari kegiatan yang mengasyikkan tersebut. Bahkan, jika boleh memilih mungkin dia akan bersepeda ke sekolah, tidak harus diantar mama atau papanya. Beda dengan Shania, dia tak mempunyai sepeda sehingga dia hanya melihat dari pinggir jalan bila teman-temannya menggunakan sepeda. “Shania mau pinjam? Boleh kok…,” Keyra yang merupakan sahabat baiknya sering menawarkan tetapi Shania selalu menggeleng. Bukannya tak mau tapi memang dia belum bisa bersepeda.

“Pak, nanti kalo sudah punya duit, beli sepeda ya,” suara Shania bergetar dan hampir tak terdengar. Bapaknya hanya mengangguk dan menatap wajah anaknya dengan iba. Telah lama orang tuanya merencanakan hal itu. Mereka tahu keinginan anaknya. Kondisi keuangan yang belum memadai mengharuskan keinginan Shania memiliki sepeda ditunda dulu. Sebagai orang tua tentunya mereka terenyuh saat malam-malam Shania cerita tentang teman-temannya yang bersepeda. Suatu kali pernah Shania cerita tentang Rani yang baru belajar bersepeda. Karena tak mampu menjaga keseimbangan, sore itu Rani terjatuh dan sepedanya meluncur menuju selokan. Shania dengan teman-teman membantunya. “Tapi Ibu nggak usah takut. Nanti kalo Shania bermain sepeda pasti akan hati-hati,” Shania mengungkapkan angan-angannya. Ucapan itu keluar dari mulut mungil putrinya dengan nada biasa, tetapi diterima ibunya dengan hati perih karena belum bisa membahagiakannya.

“Shania, Ibu minta tolong antarkan pesanan ini buat Tante Lydwin,” ibunya minta tolong. “Tante yang cantik ya…,” sahut Shania dengan riang. Shania memang anak yang ringan tangan dan selalu mau mengantarkan pesanan kue. Shania senang bila ke rumah Tante Lydwina, mamanya Keyra, karena selalu diberi uang lebih untuk jajan. Shania selalu menyimpan uang itu untuk nantinya dibelikan sepeda. Selain baik, mama Keyra juga cantik makanya Shania menyebut “Tante Cantik”, karena waktu belum sekolah Shania sulit menyebut nama Keyra apalagi Lydwina. “Shan, Keyra punya sepeda baru yang lebih besar,” Keyra yang menyambutnya sendiri saat Shania datang sambil berusaha menarik tangannya. Tapi Shania tak lupa menyampaikan pesanannya ke Tante Lydwina yang berada di dekatnya. “Shania… mau sepeda Keyra yang lama? Itu roda bantuannya udah dipasang lagi.” Shania kaget tak terkira mendapat tawaran dari perempuan empat puluh tahunan itu. Dan itu bukan mimpi karena Shania pulang menaiki sepeda roda empat itu ditemani Keyra dengan sepeda barunya yang berwarna pink.

Kampung Sawah, 29 Juli 2018
#keluargashania
#pentigraf_aw
#pentigrafanak_aw

Penulis yang sudah berpartisipasi:
Agust Wahyu, Arie Yani, Ypb Wiratmoko, Albertha Tirta, Merry Srifatmadewi. Siu Hong-Irene Tan, Dewi Mudatama, Yosep Yuniarto, Stella Christiani Ekaputri Widjaja, Jenny Seputro, Waty Sumiati Halim, Maria Miguel, Agusanna Ernest

Catatan:
- Pentigraf Anak Lepas yang bercerita tentang kehidupan Shania, siswa kelas V SD, di rumahnya, sekolah, atau lingkungannya.
- Shania memiliki satu kakak laki-laki dan satu adik perempuan.
- Anda yang berminat dapat bergabung dengan menuliskan pentigrafnyanya lalu mengirimkannya lewat inboks ke Agust Wahyu.
- Pentigraf diperuntukkan untuk anak usia sekolah dasar tentunya dengan pesan-pesan positif yang mudah dicerna oleh anak-anak.
- Pentigraf Anak Keluarga Shania selengkapnya dapat dilihat di https://anggrek-kuning.blogspot.com/
Mari kita menambah dan memperkaya bacaan buat anak-anak Indonesia

Salam Literasi

Tidak ada komentar: