Selasa, 17 Juli 2018

KELUARGA SHANIA (5)

#pentigraf_anak_lepas
KELUARGA SHANIA (5)
*Perjuangan
Oleh: merry srifatmadewi

Sudah bertahun-tahun belakangan ini keuangan orangtua Shania tidak membaik, semakin terpuruk. Gaji papanya sudah beberapa bulan terlambat dibayarkan dan akhirnya mengundurkan diri karena kondisi perusahaan makin sepi. Usaha warung yang dikelola mamanya juga sangat sepi, pembeli lebih suka ke supermarket yang menjamur di sekitar tempat tinggalnya. Padahal dapur harus terus mengebul. Ada lima orang yang membutuhkan makan. Shania dan dua adiknya butuh biaya sekolah. Papa dan mamanya memutar otak jangan sampai pendidikan anak berhenti di tengah jalan.

Saat berangkat ke sekolah, mamanya membawakan Shania makanan ringan untuk dititipkan ke warung-warung makanan dekat sekolah. Tak jarang juga dia juga menjual makanan langsung pada teman-temannya. Papanya menerima les privat bahasa Mandarin di rumahnya dengan biaya murah. Shania juga membantu menyebarkan brosur untuk menginformasikan tentang aktifitas papanya. Suatu malam, papanya ditelepon orangtua teman Shania yang berminat belajar bahasa mandarin. Ternyata bukan untuk anaknya tetapi papa dari temannya yang mau belajar! Sebenarnya papa Shania ingin fokus mengajar anak-anak, tetapi karena jumlah pesertanya belum memadai, akhirya juga membuka untuk orang dewasa. Selama papanya mengajar, Shania mengajak adik-adiknya bermain di luar rumah supaya tidak berisik atau mengganggu konsentrasi teman-temannya yang sedang belajar.

Sayangnya bulan-bulan berikutnya peminat les makin berkurang. Ada yang malas pergi les dan ada yang tidak mau membuat pekerjaan rumah. Padahal bahasa Mandarin yang membutuhkan banyak latihan menulis dan menghafal. Shania melihat papanya tetap berjuang, tetap tekun dan tak pernah mengeluh. Dia memahami kesedihan hati orangtuanya, tiap malam sebelum tidur dia hanya bisa berdoa agar papa dan mamanya selalu sehat. "Shania...," pintu kamarnya diketuk dan kemudian mamanya masuk kamar. "Besok tak usah bangun pagi-pagi. Mama tak jualan lagi," Shania terkejut. Tapi akhirnya bahagia karena besok papanya sudah kerja lagi. Ada seorang papa temannya Shania yang mengajak kerja di sebuah kantor sebagai penerjemah. Shania mengajak mamanya berdoa syukur. Dan Shania bertekad dalam hati untuk belajar sungguh-sungguh supaya suatu hari nanti bisa menjadi orang sukses dan bisa membantu orangtuanya.

Jakarta, 12 Juli 2018.
#pentigrafanak
#pentigrafSF
#keluargaShania

Penulis yang sudah berpartisipasi:
Agust Wahyu, Arie Yani, Ypb Wiratmoko, Albertha Tirta, Merry Srifatmadewi

Catatan:
- Pentigraf Anak Lepas yang bercerita tentang kehidupan Shania, siswa kelas V SD, di rumahnya, sekolah, atau lingkungannya.
- Anda yang berminat dapat bergabung dengan menuliskan pentigrafnyanya lalu mengirimkannya lewat inboks ke Agust Wahyu.
- Pentigraf diperuntukkan untuk anak usia sekolah dasar tentunya dengan pesan-pesan positif yang mudah dicerna oleh anak-anak.
- Pentigraf Anak Keluarga Shania selengkapnya dapat dilihat di https://anggrek-kuning.blogspot.com/
Mari kita menambah dan memperkaya bacaan buat anak-anak Indonesia

Salam Literasi

Tidak ada komentar: