#pentigraf_serial
SEMBURAT MERAH JINGGA (97)
*Persiapan Pernikahan
Oleh Camelia Septiyati Koto
Hari-hari menjelang hari H, terasa sangat sibuk. Kulihat agenda, serangkai jadwal sudah menanti. Mulai dari pemantapan dan konsultasi dengan Romo, mengambil cincin pernikahan, selanjutnya 'fitting' baju pengantin. Segera kupacu mobilku menjemput Kanya. Romo Muji sudah menunggu ketika kami tiba di gereja. Romo meminta kami memenuhi semua persyaratan yang dibutuhkan termasuk teks untuk misa. Dan Romo pun mengatakan siap memberkati kami pada hari H. Setelah jelas dan pembicaraan selesai, kami berdua segera pamit kepada Romo.
Sekarang mobil kupacu dengan cepat menuju 'Bless Jewellery'. Pesanan kami sudah siap. Syukur kepada Tuhan, semua sesuai dengan rencana dan berjalan dengan lancar. Hatiku terasa bergetar ketika mencoba cincin pernikahan. Wajah Kanyapun terlihat begitu bahagia. Kehidupan baru segera menjelang. Suka dan duka akan kami jalani bersama, selalu saling mendukung. Kutatap Kanya dengan mesra dan penuh kasih. Calon mempelaiku.
Sore ini sebelum menuju bridal, kami menjemput Jo dan Joana terlebih dahulu. Bapak, ibu dan Jenny sudah 'fitting' sejak pagi tadi. Aku dan Kanya menyesuaikan dengan jadwal 'Duo Jo'. Teringat saat menentukan pilihan gaun pengantin waktu itu, sungguh sangat tidak mudah. Ibu menjadi pemicunya, berusaha memilih sesuai seleranya. Sebelum akhirnya menyerahkan semua keputusan pada kami berdua, karena teguran bapak. Kami telah sampai di Angela Bridal. 'Duo Jo' melakukan 'fitting' terlebih dahulu. Sungguh mereka tampak sangat serasi dalam busana yang telah dipilih. Kini giliran Kanya. Aku menunggu dengan berdebar, secantik apa mempelaiku dalam busananya? Berdiri di hadapanku dengan sangat anggun. Dalam balutan gaun modern yang simple. Gaun tanpa lengan, belahan dada agak rendah dengan ekor duyung yang menampakkan lekuk tubuh Kanya yang indah, sungguh membuat aku terpesona. Sesaat aku kehilangan kata-kata. Kemudian tersadar dengan pujian Jo,"Ooooh my God ...Kanya. You are soooo beautiful. Perfect!" Aku tersentak untuk kedua kalinya, ketika Jo menghampiri Kanya dan memandang dengan penuh rasa kagum. Jo menggenggam jemari Kanya, kemudian membimbing Kanya kehadapanku. Ditautkannya jemariku diatas jemari Kanya sambil menatapku dengan tegas ,"Don, kini Kanya adalah seorang adik bagiku. Kutitipkan kebahagiaannya. Jagalah dengan nyawamu dan jangan pernah menyakiti hatinya jika tidak ingin berhadapan denganku." Kemudian ditepuknya bahuku dan tersenyum penuh rasa persahabatan. Segera dipalingkannya wajahnya. Tapi aku terlanjur melihat mata Jo berkaca-kaca dengan sinar kebahagiaan dan kepedihan bercampur menjadi satu. Sebagai sesama laki-laki, aku sangat mengerti perasaannya saat ini. Jo menarik tangan Joana keluar dari ruang fitting, untuk memberikan keleluasaan kepada kami berdua. Aku dan Kanya kembali larut dalam rasa kebahagiaan. Kami saling memandang dan berpelukan.
Kampung Sawah, 13 Juni 2018
#semburatmerahjingga
Kamis, 21 Juni 2018
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar