Sabtu, 02 Juni 2018

SEMBURAT MERAH JINGGA (85)

#pentigraf_serial
SEMBURAT MERAH JINGGA (85)
*Sirnanya Kebimbangan
Oleh Albertha Tirta

Dari penuturan Jenny dan dr Edward memantapkan langkahku untuk meneruskan hubungan dengan Kanya lebih lanjut. Kubuat jadwal rutin setiap minggu mengunjungi Kanya agar aku semakin dalam mengenalnya. Aku berharap dalam mengarungi bahtera rumah tangga nanti sudah tidak menemui badai yang menghadang. Kalaupun ada, kami sudah siap mengarungi bersama. Kami sudah menjadi pasangan yang tangguh, bisa saling mengisi kekurangan masing-masing. Dan ini yang kusampaikan pada Jenny sekaligus minta dukungan padanya. Aku jujur menceritakan maksud dan tujuanku menemui Jenny sehingga kami menjadi lega.

Jadwal mendampingi Joana juga sudah kubuat rutin setiap minggunya. Perkembangan kejiwaannya mengalami kemajuan yang pesat. Ingatan akan kenangan manis bersamanya mulai bermunculan. Ia mengajakku menelusuri tempat-tempat yang pernah kami kunjungi bersama. Tawa lepas selalu mewarnai disetiap sudut yang pernah kami kunjungi, yang terkadang kami membuat suatu kekonyolan bersama. Rona merah di wajah Joana selalu memburat bila moment indah kembali kami lalui bersama. Tanpa sengaja kugenggam tangannya saat meniti tangga yang licin. Kami sama-sama terkejut dan cepat-cepat melepaskan pegangan tangan.

Malam hari, aku sulit memejamkan mata. Ingatanku mengenyam indahnya bersama Joana menari-nari di pelupuk mata. Bayangan Kanya dan Joana bergantian muncul. Kanya yang ayu manis lembut, sangat menenteramkan hati bila ada di sisinya. Aku selalu terpacu untuk melindunginya. Tentu akan menjadi ibu yang baik bagi anak-anakku kelak. Aku bisa menjadi pria sejati. Joana gadis yang cantik mempesona. Binar matanya memancarkan kecerdasan dan kegembiraan setiap saat. Aku merasa ada sesuatu yang mendorongku untuk bisa meniti karier bersamanya. Ia wanita yang tangguh dalam mengarungi kehidupan. Aku tak resah lagi dengan keduanya karena bagiku Kanya adalah segalanya.

#semburatmerahjingga

Tidak ada komentar: