#pentigraf_serial
SEMBURAT MERAH JINGGA (84)
*Ooh Aku Ketahuan
Oleh: Merry Srifatmadewi
Kanya merasa ada sesuatu yang janggal dalam hatinya. Sangat sensitif perasaannya. Penasaran dengan keberadaanku, Kanya menelepon teman sekantorku. Ternyata menurut temannya, aku tidak ada di ruangan kantor. Keluar dari sebelum jam 9 pagi dan belum kembali. Dan tidak ada jadwal menemui klien di luar kantor, semua yang berhubungan dengan urusan kantor semua diselesaikan di kantor. Kanya menebak-nebak dimanakah aku berada.
Sebelum berangkat dari rumah, Kanya sempat mengintip sedikit ke pintu kamar yang terbuka, melihat depan cermin lemari ada tergantung sebuah pakaian dan sepasang sepatu untuk bepergian. Ketika ditanyakan ke Jenny jawabannya agak gelagapan sebentar. Mungkin terkejut melihat Kanya belum pergi padahal sudah bilang pamit berangkat. Ini dikarenakan Kanya kebelet pipis kebanyakan minum. Berhubung sudah mau berangkat ke kantor dan menurut Jenny hanya mengangin-anginkan pakaian yang sudah lama tidak terpakai. Kanya tidak mau mempersoalkan lagi dan pergi ke kantor.
Tidak hanya aku yang dicari oleh Kanya, tetapi Kanyapun mengirimkan pesan untuk Jenny dan tidak dibalas-balas. Tidak mungkin Jenny tidak tanggap bila Kanya menghubunginya. Sengaja memang tidak ditelepon, bila pesan langsung dibalas berarti Jenny memang di rumah. Rasa penasaran ini ingin dituntaskan Kanya. Sore hari aku menjemput Kanya. Di dalam mobil "Mas, tadi bertemu dengan klien siapa dan di mana bertemunya?" tanya Kanya menyelidik. Sungguh terkejut pertanyaannya tidak disangka-sangka. Bagaimana aku harus menjawabnya? Buah simalakama makan tidak makan salah satu mati. Kunyalakan compact disc dan baru saja mau mengalun lagunya, Kanya langsung mematikannya. "Kau mengalihkan pembicaraan!" Aduh sejak kapan Kanya panggil aku dengan kata 'kau' ? Kata yang terdengar asing dan kasar di telingaku bila diucapkan Kanya. Mengapa kini sikap Kanya berubah?
Jakarta, 30 Mei 2018.
#pentigrafSF
#semburatmerahjingga
SEMBURAT MERAH JINGGA (84)
*Ooh Aku Ketahuan
Oleh: Merry Srifatmadewi
Kanya merasa ada sesuatu yang janggal dalam hatinya. Sangat sensitif perasaannya. Penasaran dengan keberadaanku, Kanya menelepon teman sekantorku. Ternyata menurut temannya, aku tidak ada di ruangan kantor. Keluar dari sebelum jam 9 pagi dan belum kembali. Dan tidak ada jadwal menemui klien di luar kantor, semua yang berhubungan dengan urusan kantor semua diselesaikan di kantor. Kanya menebak-nebak dimanakah aku berada.
Sebelum berangkat dari rumah, Kanya sempat mengintip sedikit ke pintu kamar yang terbuka, melihat depan cermin lemari ada tergantung sebuah pakaian dan sepasang sepatu untuk bepergian. Ketika ditanyakan ke Jenny jawabannya agak gelagapan sebentar. Mungkin terkejut melihat Kanya belum pergi padahal sudah bilang pamit berangkat. Ini dikarenakan Kanya kebelet pipis kebanyakan minum. Berhubung sudah mau berangkat ke kantor dan menurut Jenny hanya mengangin-anginkan pakaian yang sudah lama tidak terpakai. Kanya tidak mau mempersoalkan lagi dan pergi ke kantor.
Tidak hanya aku yang dicari oleh Kanya, tetapi Kanyapun mengirimkan pesan untuk Jenny dan tidak dibalas-balas. Tidak mungkin Jenny tidak tanggap bila Kanya menghubunginya. Sengaja memang tidak ditelepon, bila pesan langsung dibalas berarti Jenny memang di rumah. Rasa penasaran ini ingin dituntaskan Kanya. Sore hari aku menjemput Kanya. Di dalam mobil "Mas, tadi bertemu dengan klien siapa dan di mana bertemunya?" tanya Kanya menyelidik. Sungguh terkejut pertanyaannya tidak disangka-sangka. Bagaimana aku harus menjawabnya? Buah simalakama makan tidak makan salah satu mati. Kunyalakan compact disc dan baru saja mau mengalun lagunya, Kanya langsung mematikannya. "Kau mengalihkan pembicaraan!" Aduh sejak kapan Kanya panggil aku dengan kata 'kau' ? Kata yang terdengar asing dan kasar di telingaku bila diucapkan Kanya. Mengapa kini sikap Kanya berubah?
Jakarta, 30 Mei 2018.
#pentigrafSF
#semburatmerahjingga
Tidak ada komentar:
Posting Komentar