Kamis, 21 Juni 2018
SEMBURAT MERAH JINGGA (99)
#pentigraf_serial
SEMBURAT MERAH JINGGA (99)
*Hari Pernikahan
Oleh Agust Wahyu
Bunyi alarm berdering mengejutkanku. Rasanya baru memejamkan mata tetapi sudah harus bersiap-siap. Semalaman membantu ibu menyelesaikan dekorasi ranjang dengan sepasang angsa di kamar yang didominasi warna biru muda. Kucuran air hangat dari 'shower' menyegarkan tubuh. Sangat susah melukiskan perasaanku pagi ini, bahagia dan gugup campur aduk menjadi satu. Pak Min supir pribadiku sudah siap. Bapak tersenyum mengantar sampai di pintu, merangkul bahuku sambil berbisik, "Tenang Don, tidak usah gugup. "Ibu tampak ingin tahu apa yang dibisikkan bapak, "Rahasia lelaki, Bu!" Bapak tertawa lebar mendengarnya. Sampai di bridal, Kanya sedang di 'make over', belum sempurna tapi sudah menampakkan kecantikan yang alami. Melihatku datang, kukedipkan mata kepadanya dan kubisikkan "Aku tidak sabar menanti malam pertama." Tahu isengku, Kanya segera mengusirku dari ruang dandan dengan wajah bersemu merah.
Tiba di gereja rasanya aku makin tidak sabar untuk segera menerima Sakramen Pernikahan. "Don, cincin sudah disiapkan?" tanya Jo. Kurogoh saku celanaku, rasanya semalam sudah dimasukkan cincin tersebut. Panik aku. Aku berusaha mengingat-ingat. Keringat mulai mengucur. Semakin panik semakin tak dapat berpikir. Kutenangkan diri. Ahaaaa... aku ingat sekarang. "Jo tolong ambilkan. Maaf, aku kelupaan taruh di atas meja dalam kamar." Beruntung sekali ada Jo di saat genting ini. Kami menanti dengan cemas, prosesi tetap dijalankan. Bersyukur sebelum janji nikah, Jo sudah tiba dan menyerahkan cincin padaku. Pemberkatan sakramen pernikahan yang dipimpin oleh Romo Muji berjalan lancar. "Yes, I do," menjadi ikrar kami sambil saling menyematkan cincin di jari manis. Kanya menatapku mesra, aku mengecup keningnya dengan penuh kasih. Kini aku dan Kanya telah resmi menjadi suami isteri. Bahagia kami, bahagia semua.
Aku memberi kejutan kepada Kanya. Sebelum turun dari altar dengan mic di tangan, suara bariton-ku menggema. Lagu 'The Way You Look At Me' dari Christian Bautista kunyanyikan sepenuh hati. Kanya yang hari ini luar biasa anggun dan cantik sangat 'surprise', menangkupkan kedua tangan di pipinya. Wajahnya seketika cerah bercahaya, penuh rasa bahagia. Selanjutnya kami melakukan sungkeman. Kami bersimpuh di pangkuan bapak, ibu, dan Jenny yang duduk di bangku paling depan untuk memohon doa restu. Airmataku tak tertahan, mengalir dengan sendirinya. Kugenggam tangan bapak dengan terbata-bata berkata "Ba..pak, teri..ma ka..sih telah mem..besarkan Don sela..ma ini dan men..dukung penuh per..nikahan ka..mi. Maaf..kan ke..salah..an Don sela..ma ini yang ba..nyak me..nyusahkan." Kanya tak tahan melihat aku menangis, airmatanyapun mengalir, membasahi wajah cantiknya. Ibu dan Jenny serta umat menjadi sangat terharu. Tetesan air mata bahagia memenuhi ruang gereja. Jenny memeluk Kanya penuh dengan linangan ketika kami menyerahkan tiket perjalanan sebagai syarat pelangkah. Bapakpun juga menangis haru sambil dengan sigap merengkuh bahu ibu yang tidak dapat menahan isaknya dari sejak aku bersimpuh.
Kampung Sawah, 15 Juni 2018
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar