#pentigraf_serial
SEMBURAT MERAH JINGGA (86)
*Khayal dan Tangis
Oleh: merry srifatmadewi
"Kamu diajak ngomong dari tadi bengong saja!" bentak Kanya. Astaga, mengapa jadi aku berkhayal panjang lebar begini? Kemarahan Kanya semakin menjadi-jadi. Diambilnya bantal berbentuk hati di kursi belakang mobil dan digebuk-gebukkannya ke tubuhku. Aku menyadari aku bersalah dan minta Kanya menghentikannya. Akhirnya setelah lelah, Kanya menghentikannya dan menangis. Aku teringat nasihat Edward untuk sabar menghadapi Kanya. Terlebih setelah Kanya merasa dipojokkan olehku untuk konsultasi ke psikolog. Aku memilih berterus terang pada Kanya bahwa memang ada pertemuan dengan Jenny bercerita bahwa Kanya dulu sudah pernah dibawa ke psikolog oleh Jo.
"Lain kali tidak usah berbohong bilang mau ketemu dengan klien. Begitupun dengan Jenny tidak perlu sembunyi-sembunyi bila mau ketemuan," Kanya melampiaskan amarahnya. Sekali lagi aku minta maaf dan berjanji tidak akan mengulang kebohongan lagi. Aku memahami kekecewaan Kanya yang merasa dibohongi. "Maafkan aku," kukeluarkan kelingkingku dan kukaitkan kelingkingnya dengan kelingkingku. Kanya sudah bisa tersenyum lagi. Kuantar Kanya hingga depan rumah. Kupeluk dirinya sebelum berpisah. Kanya melambaikan tangan ke arahku yang akan melanjutkan perjalanan pulang.
Jenny keluar membuka pintu mendengar suara mobilku. " Lho kok kalian tidak masuk dulu ke dalam rumah malah Don langsung pulang?" Kanya menyambut pertanyaan Jenny dengan muka masam kecut. Perasaan Jenny tidak enak, merasa bersalah pasti ada sesuatu yang membuat muka Kanya masam. Daripada nanti terpikirkan yang tidak-tidak, Jenny masuk ke dalam kamar dan bercerita tanpa diminta oleh Kanya. Sebenarnya Kanya hanya berpura-pura bermuka masam untuk memancing Jenny. Jenny melakukan itu karena cintanya pada Kanya. Apapun akan dilakukan Jenny untuk melindungi adik yang sangat disayanginya. Kanya memeluk erat Jenny. Tangisan haru memecah di keheningan malam.
Jakarta, 2 Juni 2018.
#pentigrafSF
#semburatmerahjingga
Minggu, 03 Juni 2018
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar