#Pentigraf_serial
SEMBURAT MERAH JINGGA (64)
*Bagi Tuhan Tak Ada yang Mustahil
Oleh Waty Sumiati Halim
"Kanya?" Suara Jenny membuyarkan lamunannya. Kanya menoleh
dengan mata basah. Jenny bangkit dari tempat tidurnya lalu mendekati Kanya.
Dengan lembut Jenny membelai rambut dan menyeka sudut mata adik yang sangat
dikasihinya. Tangis Kanya pecah. Jenny segera memeluk Kanya. Membiarkannya menumpahkan perasaan
yang mengganggu hatinya. Dinantikannya dengan sabar hingga tangis Kanya mereda.
Oh, Kanya sayang, aku mengerti perasaanmu, batin Jenny.
"Dokter Budiman sudah memberikan perawatan yang terbaik untukmu.
Jangan putus harapan, Kanya,. Ayo tidur! Besok kamu mesti kerja lagi,"
bisik Jenny sambil menatap Kanya lekat. Kanya mengangguk. Masih jelas dalam
ingatannya penjelasan dokter Budiman tentang
penyakitnya, Sindrom Ovarium
Polikistik. Jika diperlukan, beliau
dapat membantunya dengan memberinya obat yang dapat merangsang pematangan
sel-sel telurnya. Walaupun sulit, masih ada harapan ia dapat memberi Don
keturunan. Kanya mengangguk sambil
menarik nafas panjang. Spontan diraihnya kakak yang sangat mengasihinya. Sambil
terisak Kanya mengeja isi hatinya, "Trimakasih ya, Jen, sudah
mengingatkanku. Setelah rangkaian peristiwa yang terjadi... Aku makin percaya, bagi Tuhan tak ada yang
mustahil..."
Soreang, 1402018
--
Ikuti Semburat Merah Jingga selanjutnya esok hari...
Catatan:
- Serial ini terbuka bagi siapa saja yang berminat untuk
melanjutkannya.
- Bila ingin melanjutkan dapat mengirimkannya lewat inbox ke Agust
Wahyu
- Beberapa penulis yang telah berpartisipasi adalah: Agust Wahyu,
Camelia Septiyati Koto, Merry Srifatmadewii, Siu Hong-Irene Tan, Ypb
Wiratmoko,Budi Hantara, Veronica Dian Anita, Albertha Tirta, Agnes Kinasih,
Murnierida Pram, Jenny Seputro, Waty Sumiati Halim, Yosep Yuniarto, Stella
Christiani Ekaputri Widjaja
Tidak ada komentar:
Posting Komentar