Sabtu, 19 Mei 2018

SEMBURAT MERAH JINGGA (71)

#pentigraf_serial
SEMBURAT MERAH JINGGA (71)
*Teror Bude
Oleh: Siu Hong-Irene Tan

(Bagi yang ketinggalan episode sebelumnya dapat lihat di https://anggrek-kuning.blogspot.co.id/)

Semalaman aku tidak bisa tidur membaca pesan dari bude. Purnama yang menerobos lewat jendela kamar tak lagi menarik buatku. Masalah yang tak kunjung usai. Keterbukaan, memang solusi yang paling tepat. Tapi aku berencana menjelaskan semuanya kepada Kanya setelah bulan madu usai. Aku tak ingin Kanya berubah pikiran. Kanya tercipta untukku bukan untuk Jo.

Kubaca lagi pesan dari Bude dengan seksama. "Don, apa sudah kau sampaikan kepada Kanya, bahwa Joana adalah seorang gadis murni yang belum ternoda. Sandiwaranya saat itu hanyalah untuk mendapatkan hati Jo," demikian sepotong pesan Bude. Ini kunci utama pesan Bude, pesan-pesan lainnya hanyalah pemanis saja. Pesan yang disampaikan sebagai sebuah teror halus. Bila Kanya tahu realita yang sebenarnya, aku khawatir rasa empatinya akan menguat dan menjadikan benih cinta di hatinya kepada Jo tumbuh kembali. Bagaimanapun aku tidak mau mengambil resiko, sebaiknya kuceritakan nanti.

Sekarang aku harus menyiapkan strategi untuk menghadapi Bude. Agaknya Bude memiliki rencana untuk mengulur pertunanganku dengan cara membuka rahasia ini. Beberapa hal yang kurasakan agak ganjil dari ceritanya, akan kuselidiki lebih dahulu. Tinggal bagaimana caranya membuktikan bahwa Joana benar-benar seorang gadis murni? Hhmmm ... akan kucoba menghubungi Edward!

Bogor, 16 Mei 2018

Ikuti Semburat Merah Jingga selanjutnya esok hari...
Catatan:
- Serial ini terbuka bagi siapa saja yang berminat untuk melanjutkannya.
- Bila ingin melanjutkan dapat mengirimkannya lewat inbox ke Agust Wahyu
- Beberapa penulis yang telah berpartisipasi adalah: Agust Wahyu, Camelia Septiyati Koto, Merry Srifatmadewi, Siu Hong-Irene Tan, Ypb Wiratmoko, Budi Hantara, Veronica Dian Anita, Albertha Tirta, Agnes Kinasih, Murnierida Pram, Jenny Seputro, Waty Sumiati Halim, Yosep Yuniarto, Stella Christiani Ekaputri Widjaja

Tidak ada komentar: