Selasa, 22 Mei 2018

SEMBURAT MERAH JINGGA (73)

#pentigraf_serial
SEMBURAT MERAH JINGGA (73)
*Cemburu
Oleh Jenny Seputro

Sudah lebih dari setengah jam aku duduk terpaku di belakang kemudi, dalam mobil yang sudah terparkir di depan rumah Kanya. Apa yang dikatakan Edward ada benarnya. Apakah memang aku ingin memulai bahtera rumah tanggaku dengan sebuah kebohongan? Aku ingin Kanya bersamaku karena memang dia menginginkannya, dan bukannya terpaksa karena terlanjur menikah denganku. Lagipula seharusnya aku berbesar hati, kalau memang Kanya lebih memilih Jo, apalah artinya bila kupaksa dia menikahiku? Bukankah aku menginginkan kebahagiaannya? Selama aku belum mengatakannya pada Kanya, aku tidak akan bisa tenang, karena nuraniku akan selalu berontak. Kutarik napas panjang. Sudah bulat tekadku, aku siap menerima apapun reaksi Kanya.

Seperti biasa Kanya dan Jenny menyambutku dengan ceria. Makan malam sudah tersedia di meja. Sudah agak dingin juga karena aku terlambat datang. Aku berusaha menutupi kegalauanku dengan menceritakan beberapa kisah lucu di kantor. Melihat Kanya tertawa riang seperti itu, aku semakin terombang-ambing. Aku sungguh tak ingin kehilangan dirinya. Setelah selesai makan, kuajak Kanya bicara berdua di teras. Kembali aku berdebar-debar. Kanya sepertinya merasakan kegelisahanku. Digenggamnya tanganku yang dingin. "Kanya, ada sesuatu yang kau harus tahu," kataku sebelum keraguan kembali menguasaiku, "Jo tidak pernah memperkosa Joana, semua itu hanya sandiwara Joana. Jo tidak bersalah, Kanya."

Untuk beberapa saat Kanya menatapku tak berkedip, seolah berusaha mencerna kata-kataku. Lalu dia tanya untuk apa kukatakan semua itu. Dengan terus terang kukatakan kekhawatiranku, ketakutanku, dan juga niatku untuk memberinya kesempatan memilih dengan obyektif. "Mas," Kanya menatap mataku dalam, "bersalah atau tidak, Jo adalah masa lalu. Aku ingin menikah denganmu, dan hidup bahagia bersamamu." Kulihat senyum merekah di bibirnya, sebelum kutarik tubuhnya ke dalam pelukanku. Seharusnya kata-kata itu membuat hatiku hangat, dan mengangkat beban yang begitu berat dari dadaku. Tapi entah mengapa ada yang terasa berbeda. Kuharap itu hanya perasaanku saja.


Pert, 20 Mei 2018

Tidak ada komentar: